BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis dan mempresentasikan data. Singkatnya,
statistika adalah ilmu yang berkenan dengan data. Statistika dibagi
menjadi dua, yaitu Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial.
Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari
menghitung rata-rata dan varians dari data mentah; mendeksripsikan
menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga data mentah lebih mudah
“dibaca” dan lebih bermakna. Sedangkan statistika inferensial lebih dari
itu, misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan prediksi observasi masa depan, atau membuat model regresi. Untuk saat ini, kami akan membahas tentang ilmu Statistika Deskriptif.
Statistika dalam arti sempit berarti kumpulan data berupa angka,
penyajian data dalam table dan grafik, bilangan yang menunjukan
karakteristik dari kumpulan data. Statistika dalam arti luas yaitu
metode yang digunakan dalam pengumpulan dan analisis data yang berupa
angka-angka sehingga dapat diperoleh informasi yang berguna. Statistika
adalah suatu metode yang menjelaskan tata cara pengumpulan, penyusunan,
penyajian, penganalisaan, dan penginterprestasian data menjadi informasi
yang lebih berguna. (wikipedia).
Menurut Sudjana (1996:7), Statistika Deskriptif adalah fase statistika
dimana hanya berusaha melukiskan atau menganalisa kelompok yang
diberikan tanpa membuat atau menarik kesimpulan tentang populasi atau
kelompok yang lebih besar dinamakan Statistika Deskriptif.
Dalam materi Statistika Deskriptif, terdapat Regresi dan Korelasi.
Regresi dan korelasi digunakan untuk mempelajari pola dan mengukur
hubungan statistik antara dua atau lebih variabel.
Sepanjang sejarah umat manusia,orang melakukan penelitian tentang ada
tidaknya hubungan antara dua hal,fenomena,kejadian atau lainnya. Dan ada
tidaknya pengaruh antara satu kejadian dengan kejadian yang lainnya.
Karena itu untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan suatu kejadian
maka digunakan korelasi dan regresi dalam ilmu statistika.
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (Measures of association). Teknik ini berguna untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu.
Regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain .Dalam analisis regresi ,variabel yang mempengaruhi disebut independent variabel (variable bebas) dan variabel yang dipengaruhi disebut dependent variabel (variabel terikat).
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (Measures of association). Teknik ini berguna untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu.
Regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain .Dalam analisis regresi ,variabel yang mempengaruhi disebut independent variabel (variable bebas) dan variabel yang dipengaruhi disebut dependent variabel (variabel terikat).
Maka dari itu, kami membuat makalah ini dengan judul “Analisa Korelasi dan Regresi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan sebuah permasalahan sebagai berikut:
- Apa pengertian Regresi dan Korelasi?
- Apa kegunaan Regresi dan Korelasi?
- Apa macam-macam Regresi dan Korelasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Berikut ini adalah beberapa tujuan penulisan makalah :
- Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh nilai UAS Statistika Deskriptif semester III.
- Untuk mengetahui pengertian dan perhitungan Regrasi dan Korelasi.
- Untuk mengetahui cara perhitungan Ukuran Gejala Pusat Data yang belum di kelompokkan.
- Membuat para mahasiswa lebih mengetahui dan memahami materi ini melalui analisa data, penarikan kesimpulan dan pembuat keputusan.
1.4. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode study kepustakaan yaitu proses pencarian dan pengumpulan data dari buku-buku dan situs-situs yang berhubungan dengan judul makalah yang kami buat.
Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode study kepustakaan yaitu proses pencarian dan pengumpulan data dari buku-buku dan situs-situs yang berhubungan dengan judul makalah yang kami buat.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Regresi
Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada
tahun 1886. Galton menemukan adanya tendensi bahwa orang tua yang
memiliki tubuh tinggi memiliki anak-anak yang tinggi, orang tua yang
pendek memiliki anak-anak yang pendek pula. Kendati demikian. Ia
mengamati bahwa ada kecenderungan tinggi anak cenderung bergerak menuju
rata-rata tinggi populasi secara keseluruhan. Dengan kata lain,
ketinggian anak yang amat tinggi atau orang tua yang amat pendek
cenderung bergerak kearah rata-rata tinggi populasi. Inilah yang disebut
hukum Golton mengenai regresi universal. Dalam bahasa galton, ia
menyebutkan sebagai regresi menuju mediokritas.
Hukum regresi semesta (law of universal regression) dari
Galton diperkuat oleh temannya Karl Pearson, yang mengumpulkan lebih
dari seribu catatan tinggi anggota kelompok keluarga. Ia menemukan bahwa
rata-rata tinggi anak laki-laki kelompok ayah (yang) pendek lebih besar
dari pada tinggi ayah mereka, jadi “mundurnya” (“regressing”) anak
laki-laki yang tinggi maupun yang pendek serupa kea rah rata-rata
tinggi semua laki-laki. Dengan kata lain Galton, ini adalah “kemunduran
kearah sedang”.
Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan satu variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih
variabel independent (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk
mengestimasi dan/ atau memprediksi rata-rata populasi atau niiai
rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabe! independen yang
diketahui. Pusat perhatian adalah pada upaya menjelaskan dan mengevalusi
hubungan antara suatu variabel dengan satu atau lebih variabel
independen.
Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien regresi untuk
masing-masing variable independent. Koefisien ini diperoleh dengan cara
memprediksi nilai variable dependen dengan suatu persamaan.
2.2 Pengertian Korelasi
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association).
Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada
sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur
kekuatan hubungan antara dua variabel.
Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation)
digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan
untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien korelasi
sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua
variabel. Dalam SPSS ada tiga metode korelasi sederhana (bivariate correlation) diantaranya Pearson Correlation, Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation. Pearson Correlation digunakan untuk data berskala interval atau rasio, sedangkan Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation lebih cocok untuk data berskala ordinal.
Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis,
karena kedua variabel mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya
variabel X mempengaruhi variabel Y secara sempurna. Jika korelasi sama
dengan nol (0), maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel
tersebut. Dalam korelasi sebenarnya tidak dikenal istilah variabel bebas
dan variabel tergantung. Biasanya dalam penghitungan digunakan simbol X
untuk variabel pertama dan Y untuk variabel kedua. Dalam contoh
hubungan antara variabel remunerasi dengan kepuasan kerja, maka variabel
remunerasi merupakan variabel X dan kepuasan kerja merupakan variabel
Y.
Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation)
digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan
untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien korelasi
sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua
variabel.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Statistika
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai “ilmu tentang negara (state)”. Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi “ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data”. Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris.
Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang
dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data
terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson(metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.
Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari
matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai
bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan
aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk dalam
fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen tersendiri maupun tergabung dengan matematika.
3.2 Analisis Regresi
Jika dalam analisis korelasi peneliti hanya tertarik pada derajat
asosiasi atau kecenderungan umum dua buah peubah atau lebih, maka dalam
analisis regresi peneliti ingin memperoleh hubungan fungsional antara
dua peubah yang dinyatakan dalam bentuk , Y a bX = + yang merupakan
penduga dari fungsi yang ada pada populasi yang biasa dinotasikan dengan
0 1 , atau = , Y X Y X α βββ = ++ atau untuk peubah bebas lebih dari
satu dinyatakan sebagai = ,… Y X X β ββ ++ Melalui analisis regresi
peneliti ingin menghitung nilai penduga untuk j β yang sesuai dengan
data. Selain melakukan penghitungan nilai penduga untuk j β juga
sekaligus melakukan uji apakah nilainya signifikan atau dapat diabaikan
(tidak signifikan). Regresi mengukur seberapa besar suatu variabel
mempengaruhi variabel yang lain, sehingga dapat digunakan untuk
melakukan peramalan nilai suatu variabel berdasarkan variabel lain.
Analisa regresi ada dua : Analisa Regresi Sederhana dan Analisis Regresi
Berganda.
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn)
dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah
masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan
biasanya berskala interval atau rasio.
Analisis regresi sederhana hanya terdiri atas satu peubah bebas (peubah
penjelas/eksplanatori) X dan satu peubah terikat (respon) Y dengan
hubungan linier. Kedua peubah ini merupakan peubah kuantitatif, khusus
untuk Y harus dengan skala interval atau rasio. Dengan visualisasi
secara geometris dapat ditafsirkan bahwa dengan analisis regresi kita
ingin menduga garis populasi yang sesungguhnya tidak pernah diketahui
(garis lurus putus-putus) berdasarkan sampel pasangan data pada sampel.
Persoalanvini merupakan persoalan estimasi uji inferensi daam regresi.
Garis regresi penduga ini dapat dipergunakan untuk meramal (prediksi)
rentang rata-rata nilai Y pada saat nilai X diketahui, demikian juga
rentang nilai-nilai Y pada saat nilai tertentu dari X .
Berikut ini adalah contoh rumus :
Keterangan :
Y = nilai yang diukur/dihitung pada variabel tidak bebas
x = nilai tertentu dari variabel bebas
a = intersep/perpotongan garis regresi dengan sumbu y
b = koefisien regresi /kemiringan dari garis regresi/untuk mengukur
kenaikan atau penurunan y untuk setiap perubahan satu-satuan x /untuk
mengukur besarnya pengaruh x terhadap y kalau x naik satu unit.
3.2 Analisa Korelasi
Analisa Korelasi digunakan
untuk mengukur kekuatan keeratan hubungan antara dua variabel melalui
sebuah bilangan yang disebut koefisien korelasi. Dalam analisis
korelasi, kita menghitung derajat asosiasi antara satu peubah peubah
lain (misalnya antara berat badan dan tinggi badan, antara berat dengan
kolesterol, antara nilai IQ dengan perolehan nilai ujian mata matematika
dan sebagainya). Ada dua jenis ukuran korelasi yang banyak yaitu:
- Korelasi produk momen Pearson untuk mengukur derajat asosiasi beberapa peubah dengan skala interval atau rasio.
- Korelasi Spearman untuk mengukur derajat asosiasi antara beberapa dengan skala ordinal (rank).
- Koefisien korelasi linier ( r ) adalah ukuran hubungan linier antara dua variabel/peubah acak X dan Y untuk mengukur sejauh mana titik-titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus regresi. Berikut ini adalah rumus dari Korelasi :
Koefisien korelasi atau derajat asosiasi dua peubah (dinotasikan dengan
r). Besarnya r berkisar antara -1<.r<1. Ilustrasi grafik sebaran
data dengan berbagai nilai korelasi dapat disajikan dalam bentuk diagram
pencar.
Kegunaan diagram pencar :
- Membantu menunjukkan apakah terdapat hubungan yang bermanfaat antara dua variabel.
- Membantu menetapkan tipe persamaan yang menunjukkan hubungan antara kedua variabel tersebut.
- Menentukan persamaan garis regresi atau mencari nilai-nilai konstan.
- Koefisien Determinasi ( r2 )
- nilainya antara 0 dan 1
- untuk menyatakan proporsi keragaman total nilai-nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai-nilai peubah X melalui hubungan linier tersebut.
- Contoh : r = 0,6 artinya 0,36 atau 36 % diantara keragaman total nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan nilai-nilai X. atau Besarnya sumbangan X terhadap naik turunnya Y adalah 36 % sedangkan 64 % disebabkan oleh faktor lain.
3.4 Contoh Regresi dan Korelasi
Berikut adalah data biaya promosi dan volume penjualan PT. Sukasukaku perusahaan minyak goreng.
Tahun | X
Biaya Promosi
(Juta Rupiah)
| Y
Volume penjualan
(Ratusan juta rupiah per liter)
| xy | X2 | Y2 |
1992 | 2 | 5 | 10 | 4 | 25 |
1993 | 4 | 6 | 24 | 16 | 36 |
1994 | 5 | 8 | 40 | 25 | 64 |
1995 | 7 | 10 | 70 | 49 | 100 |
1996 | 8 | 11 | 88 | 64 | 121 |
∑ | ∑x=26 | ∑y=40 | ∑xy=232 | ∑x2=158 | ∑y2=346 |
Bentuk umum persamaan regresi linier sederhana: Y=a+bx
a=5
Peramalan dengan persamaan Regresi
Contoh:
Diketahui hubungan biaya promosi (x dalam juta rupiah) dan Y (volume
penjualan dalam ratusan juta liter) dapat dinyatakan dalam persamaan
regresi linier berikut:
Y=2.530+1.053X
Perkiraan volume penjualan jika dikeluarkan biaya promosi Rp. 10 juta adalah?
Jawab:
Y=2.530+1.053X
X=10=y=2.53+1.053(10)=2.53+10.53=13.06 (ratusan juta liter)
Volume penjualan = 13.06 x 100.000.000 liter
Korelasi
Jika nilai r mendekati +1 atau r mendekati -1 maka X dan Y memiliki korelasi linier yang tinggi.
Jika nilai r = +1 atau r = -1 maka X dan Y memiliki korelasi linier sempurna
Jika nilai r = 0 maka X dan Y tidak memiliki hubungan linier
Lihat contoh diatas, setelah mendapatkan persamaan regresi
Y=2.530+1.053X, hitung koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi
(R).
Gunakan data berikut (lihat contoh diatas)
Nilai r = 0.9857 menunjukkan bahwa peubah X (biaya promosi) dan Y (volume penjualan) berkorelasi linier yang positif dan tinggi.
R= r2 = 098572..=0.97165…=97%
Nilai R=97% menunjukkan bahwa 97% proporsi kergaman nilai peubah Y
(volume penjualan) dapat dijelaskan oleh nilai peubah X (biaya promosi)
melalui hubungan linier. Sisanya, yaitu 3% dijelaskan oleh hal-hal lain.
3.5 Analisis Korelasi dan Regresi dengan Excel
- Untuk dapat menggunakan perintah data analisis:
- Aktifkan program Microsoft Excel hingga terdapat worksheet kosong.
- Klik File, Klik Menu Options,
- Sebuah kotak dialog Excel Options ditampilkan, dan klik menu add-ins,
- Dibagian bawah terdapat kotak Manage: Excel Add-ins. Klik icon Go.
- Check list Anaylsis Tool Pak dan klik Go
- Analisis Regresi
Analisis regresi bertujuan untuk melihat pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya.
Langkah-langkah membuat Regresi dengan menggunakan excel:
- Ketik data X pada kolom B dan data Y pada kolom C
- Pilih Data pada menu utama
- Pilih Data Analysis
- Pilih Regression
- Klik OK Setelah muncul kotak dialog
üPada input Y range , sorot pada range C3:C7
üPada input X range, sorot pada range B3:B7
üPada output range, ketik A9
üKlik OK
Maka hasil yang akan dikeluarkan adalah sebagai berikut:
- Analisis Korelasi
- Analisis korelasi juga dapat digunakan dalam Excel.
- Korelasi menunjukkan keeratan hubungan antar variabel
- Keeratan tersebut dicerminkan dari nilai korelasi yang semakin tinggi.
- Nilai korelasi berada di antara 0 hingga 1
- Tanda nya dapat positip dan negatif
- Positip menunjukkan hubungan dua variabel searah sedang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel berlawanan.
Langkah-langkahnya membuat korelasi dengan menggunakan excel:
- Pilih Data pada menu utama
- Pilih Data analysis
- Pilih Correlation
- Klik OK Setelah muncul kotak dialog
ü Pada Input Range, sorot pada range A2:B11
ü Pada Output Range, ketik D23
ü Klik OK
Maka hasil yang akan dikeluarkan adalah sebagai berikut:
- Membuat grafik regresi linier
- Pilih menu Insert – Scatter, pilih type scatter only mark
- Pada Chart Layout dimenu bar, pilih Layout ke 3. Maka hasil yang akan keluar adalah sebagai berikut.
3.6 Perbedaan Regresi dan Korelasi
Pernyataan yang sering kita dengan adalah bahwa regresi dimengerti
dengan kata kunci pengaruh, dan korelasi dimengerti dengan kata kunci
hubungan. Pengertian sederhana itu tidaklah salah, akan tetapi, tidak
ada salahnya juga kita memahami secara lebih lanjut tentang regresi dan
korelasi.
Analisis korelasi berkaitan erat dengan regresi, tetapi secara konsep
berbeda dengan analisis regresi. Analisis korelasi adalah mengukur suatu
tingkat atau kekuatan hubungan linear antara dua variabel. Koefisien
korelasi adalah mengukur kekuatan hubungan linear. Sebagai contoh, kita
tertarik untuk menemukan korelasi antara merokok dengan penyakit kanker,
berdasarkan penjelasan statistik dan matematika, pada anak sekolah dan
mahasiswa (dst). Dalam analisis regresi, kita tidak menggunakan
pengukuran tersebut. Analisis regresi mencoba untuk mengestimasi atau
memprediksikan nilai rata-rata suatu variabel yang sudah diketahui
nilainya, berdasarkan suatu variabel lain yang juga sudah diketahui
nilainya. Misalnya, kita ingin mengetahui apakah kita dapat
memprediksikan nilai rata-rata ujian statistik berdasarkan nilai hasil
ujian matematika.
Regresi mempelajari
bentuk hubungan antar variabel mealui suatu persamaan. Persamaan yang
digunakan untuk melihat hubungan antar variabel adalah Regresi Linear
Sederhana (RLS), Regresi Linear Berganda (RLB), dan Regresi non Linear.
Regresi bisa berupa hubungan sebab akibat.
Regresi mengukur seberapa besar suatu variabel mempengaruhi variabel
yang lain, sehingga dapat digunakan untuk melakukan peramalan nilai
suatu variabel berdasarkan variabel lain.
Korelasi juga
mempelajari hubungan antar variabel, tetapi digunakan untuk melihat
seberapa erat hubungan antar dua variabel kuantitatif dilihat dari
besarnya angka dan bukan dari tandanya.
Dengan menggunakan korelasi, kita dapat mengetahui arah hubungan yang
terjadi dalam dua variabel. Jika korelasi bertanda positif artinya
berbanding lurus dan jika bertanda negatif maka berbanding terbalik.
Korelasi tidak bisa menyatakan hubungan sebab akibat meskipun angka korelasinya tinggi. Misal ada dua pernyataan:
- tanaman mati kekeringan di musim kemarau
- pupuk kompos diberikan saat musim kemarau
Dari kedua pernyataan di atas, kita tidak dapat mengatakan bahwa pupuk
kompos menyebabkan tanaman mati meskipun korelasinya tinggi.
3.7. Manfaat Korelasi dan Regresi
Kegunaan
Analisis Korelasi dan Regresi. Dalam kebanyakan fenomena alam, menaksir
rerata populasi, atau menguji perbedaan dua rerata dengan teknik uji
statistika, baik yang memerlukan asumsi sebaran khusus (parametrik) mau
pun yang tidak ketat asumsi sebarannya (nonparametrik) menjadi tidak
efisien dan tidak efektif lagi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya peubah
yang berhubungan dan saling menjelaskan antara yang satu dengan yang
lainnya. Misalnya, kita akan memperkirakan nilai jual sebuah rumah di
suatu daerah tertentu. Kita dapat mengambil sampel acak dari ratusan
rumah yang ada dalam daerah tersebut, kemudian kita menghitung rerata
harga jualnya. Tetapi, menggunakan metode ini, kita mengabaikan
informasi yang mudah diamati, misalnya luas lantai, banyaknya kamar
tidur, banyaknya kamar mandi, dan umur rumah tersebut. Informasi ini
akan lebih bermanfaat kalau digunakan menaksir nilai jual rumah yang
bersangkutan.
Dari latar belakang yang kita perhatikan di atas, metode atau analisis korelasi dan regresi merupakan topik penting untuk dibicarakan. Metode korelasi dapat mengukur kuatnya hubungan antara dua peubah yang sifat hubungannya simetris atau timbal balik Seperti metode korelasi; metode regresi sudah menjadi bagian integral dari setiap analisis data yang memperhatikan hubungan antara satu peubah tanggapan (response variable) dengan satu atau lebih peubah penjelas (explanatory variables). Istilah peubah tanggapan kadang-kadang juga disebut peubah terikat atau terikat (dependent variable), dan peubah penjelas disebut peubah penaksir (predictor variable) atau peubah bebas (independent variable). Penggunaan istilah ini biasanya disesuaikan dengan situasi peubah-peubah yang dipelajari hubungannya, dan juga selera penggunanya.
Dari latar belakang yang kita perhatikan di atas, metode atau analisis korelasi dan regresi merupakan topik penting untuk dibicarakan. Metode korelasi dapat mengukur kuatnya hubungan antara dua peubah yang sifat hubungannya simetris atau timbal balik Seperti metode korelasi; metode regresi sudah menjadi bagian integral dari setiap analisis data yang memperhatikan hubungan antara satu peubah tanggapan (response variable) dengan satu atau lebih peubah penjelas (explanatory variables). Istilah peubah tanggapan kadang-kadang juga disebut peubah terikat atau terikat (dependent variable), dan peubah penjelas disebut peubah penaksir (predictor variable) atau peubah bebas (independent variable). Penggunaan istilah ini biasanya disesuaikan dengan situasi peubah-peubah yang dipelajari hubungannya, dan juga selera penggunanya.
Pertama-tama kita akan membicarakan masalah yang berkaitan dengan nilai
rerata suatu peubah terikat Y (katakanlah harga jual rumah) terhadap
suatu peubah bebas X (misalnya luas lantai rumah) dengan menggunakan
hubungan linear. Model ini disebut model linear karena semua peubah yang
muncul dalam model itu berpangkat satu. Kalau dilihat dari banyaknya
peubah bebas dalam model, maka model itu disebut model linear sederhana,
karena hanya mempunyai satu peubah bebas.
Dalam hal mempelajari hubungan antarpeubah, regresi linear bukan
satu-satunya model yang harus digunakan, kita juga dapat menggunakan
model nonlinear, seperti model kuadratik, kubik, eksponen, logaritma,
dan lain-lain. Penentuan model tergantung pada sifat peubah atau
Pemilihan Peubah dalam Model populasi tempat data diambil. Sebelum
menentukan model pilihan, kita perlu mengadakan suatu diagnosis terhadap
data yang diperoleh. Diagram pencar adalah salah satu alat diagnosis
untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara peubah bebas dan
peubah terikat. Dari diagram pencar itu, kita dapat memperkirakan bahwa
model yang relevan adalah linear atau nonlinear.
Selanjutnya, kalau kita memasukkan lebih dari satu peubah bebas dalam model, maka diperoleh model regresi ganda (multiple regression model). Seperti model sederhana, model regresi ganda dapat juga dibedakan atas model regresi linear ganda dan model regresi nonlinear ganda. Dalam hal ini, kita dapat membangun model satu peubah tanggapan Y (katakanlah nilai jual rumah) sebagai fungsi dari peubah-peubah kuantitatif (seperti luas lantai, umur rumah, luas pekarangan, dan banyaknya kamar), atau sebagai fungsi dari peubah-peubah kualitatif (seperti jenis konstruksi, dan lokasi).
Selanjutnya, kalau kita memasukkan lebih dari satu peubah bebas dalam model, maka diperoleh model regresi ganda (multiple regression model). Seperti model sederhana, model regresi ganda dapat juga dibedakan atas model regresi linear ganda dan model regresi nonlinear ganda. Dalam hal ini, kita dapat membangun model satu peubah tanggapan Y (katakanlah nilai jual rumah) sebagai fungsi dari peubah-peubah kuantitatif (seperti luas lantai, umur rumah, luas pekarangan, dan banyaknya kamar), atau sebagai fungsi dari peubah-peubah kualitatif (seperti jenis konstruksi, dan lokasi).
Penggunaan Paket Komputer dalam StatistikaTersedianya
paket statistika sebagai perangkat lunak komputer memudahkan banyak
peneliti dalam penggunaan analisis statistik terhadap data yang
diperoleh. Ketersediaan fasilitas ini memudahkan dan sangat
menguntungkan karena beberapa faktor.
- Proses analisis, terutama perhitungan dapat dilakukan dengan cepat sekali tanpa ada kesalahan hitung.
- Peneliti dapat menghindari pekerjaan hitung yang memerlukan waktu lama apabila dikerjakan dengan cara manual, yang akibatnya bisa melelahkan dan terjadinya kesalahan.
- Peneliti sudah dapat memiliki waktu yang cukup memadai untuk berpikir dan mengembangkan masalah penelitiannya, menafsirkan hasil analisis data yang diperolehnya, dan mengimplementasikan serta menindaklanjuti rekomendasi dari temuan-temuannya.
Di samping kemudahan dan sejumlah keuntungan lain yang diberikan oleh
fasilitas komputer yang tersedia, ada peringatan keras agar peneliti
memilih paket statistika dengan lebih hati-hati. Paling sedikit tiga
situasi yang memerlukan kehati-hatian dengan penggunaan paket statistika
dalam komputer, yaitu:
- Ketika menganalisis data dan tidak memiliki pengetahuan statistika yang cukup untuk mengerti secara lengkap hasil (out put) komputer yang diperoleh;
- ketika mengajarkan penggunaan paket statistika dalam suatu pelatihan yang terpisah dari pengajaran statistika;
- ketika menggunakan paket statistika dalam pengajaran bidang tertentu tanpa memerlukan metode statistika yang menunjang paket tersebut.
BAB IV
- Kesimpulan
Korelasi merupakan hubungan antara dua kejadian dimana kejadian yang
satu dapat mempengaruhi eksistensi kejadian yang lain, Misalnya kejadian
X mempengerahui kejadian Y. Apabila dua variable X dan Y mempunyai
hubungan, maka nilai variable X yang sudah diketahui dapat dipergunakan
untuk memperkirakan/menaksir atau meramalkan Y. Ramalan pada dasarnya
merupakan perkiraan/taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian(nilai
suatu variabel) untuk waktu yang akan datang. Variable yang nilainya
akan diramalkan disebut variable tidak bebas (dependent variable),
sedangkan variabel C yang nilainya dipergunakan untuk meramalkan nilai Y
disebut variable bebas (independent variable) atau variable peramal
(predictor) atau seringkali disebut variable yang menerangkan
(explanatory).
Jadi jelas analisis korelasi ini memungkinkan kita untuk mengetahui
suatu di luar hasil penyelidikan, Salah satu cara untuk melakukan
peramalan adalah dengan menggunakan garis regresi. Untuk menghitung
parameter yang akan dijadikan dalam penentuan hubungan antara dua
variabel, terdapat beberapa cara, yaitu: koefisien detreminasi,
koefisien korelasi. Apabila terdapat data berkelompok menggunakan
koefisien data berkelompok dan bila menggunakan data berganda maksudnya
variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat ada dua, maka
menggunakan koefisien berganda.Sedangkan regeresi di bagi menjadi dua,
yaitu regresi linier dan regresi non linier. Dimana regresi linier juga
dibagi menjadi dua yakni regresi linier sederhana dan regresi linier
berganda.
0 komentar:
Posting Komentar
Give me feedback, komentar anda sangat berarti